gerimis luruh halus menyerupa embun
membelai tak bersuara di gigil pagiku
menyelipkan damai pada jiwa
mencipta kehangatan di bulir-bulir bening sudut mata
mataku nyalang di sepertiga malam
hatiku jalang mencari cari ingin dipuasi
tak ingin memejam takut kehilangan lagi
...rindu kali ini lain sekali
aku si durhaka itu, bersimpuh
menyurukkan sesal di duli-Mu
alpaku karena kehilangan cinta
menulikan indra di tiap seru seru cinta-Mu
aku pandir, ia....
membungkus sakitku dengan jubah sombong-Mu
berkelana ke segala arah mata angin
merasa-rasai luka menganga mencari penghapus airmata
ke mana mana meninggalkan-Mu
sungguh kutahu Engkau tidak ke mana-mana
saat sakitku membuncit bunting melahirkan harapan
di sudut gelap pekat pengapku senyum-Mu bercahaya
Engkau ulurkan terang lewat hati yang benderang
jika malam dan pagi ini bibirku rapat tak meminta
bukan lagi karena pongah congkakku
aku malu buat bermohon mohon
sebab pemberian-Mu sungguh telah melebihi
Rabb, Tuhanku....
malam ke pagi ini izinkan
aku menyerunyeru-Mu sepenuh mesra
melampaui mesranya jiwa yang kasmaran
melantunkan puja dan pujipujian
menyatakan rindu dengan jiwa yang telanjang
gerimis luruh halus menyerupa embun
membelai tak bersuara di gigil pagiku
menyelipkan damai pada jiwa
mencipta kehangatan di bulir-bulir bening sudut mata
Aku sangat bahagia, kini....
Tj. Morawa, 19/ Desember/ 2011
0 komentar:
Posting Komentar