Ada sejumlah gejala dan tanda awal stroke yang mudah dikenali. Namun, karena tidak tahu, hal penting dan berharga itu sering diabaikan. Bila saja gejala dan tanda permulaan stroke diwaspadai, stroke tidak perlu muncul. Apa saja yang perlu diwaspadai.?
(Tuan Kus 59 tahun, mendadak suka mengaruk-garuk perutnya sendiri, tanpa ia menyadari, Pak Sur mantan pejabat, sekarang 54 tahun, mengeluh tulisan tangannya makin buruk. Bukan hanya itu, ia tak terampil lagi mengancing baju, kesulitan memasang tali sepatu., dan tak tangkas memakai sandal jepit. Dan itu sudah berlangsung lebih setengan tahun tanpa ia hiraukan.. Tak sadar kalau itu tanda awal stroke yang kini terlanjur dideritanya. Kalau saja Pak Surd an Tuan Kus tahu bahwa itu gejala dan tanda awal stroke, tentu tidak perlu menderita stroke.Mestinya gejala dan tanda pendahuluan stroke dijadikan peringatan belaka. Artinya, masih cukup waktu untuk mencegah stoke tidak muncul)
STROKE AWAL
Stroke
terjadi bila aliran darah otak terganggu. Aliran darah otak terganggu
bila pembuluh darah otak bermasalah. Sering karena sumbatan “karat Lemak”, sehingga aliran darah tak lancer atau mungkin tersumbat.
Sebagian
stroke terjadi sebab pecahnya suatu bagian pembuluh darah otak.
Tergantung di bagian otak mana gangguan aliran pembuluh darah otak
terjadi, ibarat peta bumi, otak juga tersusun oleh daerah provinsi,
kotamadya, kabupaten, dan desa.
Gangguan
aliran darah di wilayah “provinsi” yang akan langsung memunculkan
serangan stroke. Bila baru pada wilayah “desa” stroke belum
mengejawantah. Tak nampak adanya gejala, tanda, dan keluhan yang
mencerminkan adanya stroke. Kondisi ini baru diketahui bila dilakukan
pencitraan otak dengan MRI (magnetic resonance amaging).
Kini
dengan makin canggihnya pencitraan otak, gangguan masih dini ddi
wilayah “desa” sekalipun sudah bisa terlihat, maka sekalipun belum ada
keluhan dan gejala awal stroke, pencitraan CT-scan mutakhir sudah dapat
medeteksi sekiranya ada gangguan otak.
Main
banyak orang Amerika mengalami silent stroke, yakni wilayah “desa” otak
mengalami gangguan akan darah meski belum memunculkan gejala, tanda dan
keluhan apa pun.
Kasus
silent stroke sama berharganya dengan gejala dan tanda permulaan
stroke, seperti yang banyak dialami. Sama-sama perlu mengundang
kewaspadaan agar stroke dapat dibatalkan kemunculannya.
PENCITRAAN OTAK BAGI YANG BERESIKO
Ya,
ada baiknya mereka yang menyimpan resiko bakal terserang stroke lebih
pagi melakukan pencitraan otak. Siapakah mereka ? Yaitu pengidap darah
tinggi, kencing manis, lemak darah tinggi (hiperlipidermia), dan yang
mewarisi keturunan penyakit metabolic lainnya, perokok, dan memikul
stress lama.
Pencitraan
otak sebelum gejala, tanda, dan keluhan stroke permulaan muncul,
sungguh bernilai emas. Hanya dengan cara demikian ptensi bakal munculnya
stroke dapat digagalkan. Bila kedapatan sudah ada bagian otak yang
mengalami gangguan aliran darah, tanda awal bakal terbentuknya sumbatan
atau pecahnya pembuluh darah otak, pasien masihpunya kesempatan
mengendalikan factor risiko yang berpotensi stroke.
Kalau
diri sendiri menginsafi mengidap darah tinggi dan dalam pencitraan otak
sudah kedapatan gangguan di suati wilayah otak tertentu, pengendalian
darah tinggi harus lebih ketat. Begitu juga bila mengidap diabetes dan
kolesterol tinggi.
JANGAN ABAIKAN STROKE RINGAN (TIA)
Kita
mengenal apa yang disebut Stroke ringan atau TIA (Transient Ischaemic
attack) . Kasus tersebut terjadi bila sudah berlangsung gangguan aliran
darah otak, meski belum merusak jaringan otak (infarction), yang
biasanya pulih sendiri sebelum 24 jam. Definisi baru TIA sekarang harus
dilihat sebagai episode peralihan dari stroke awal menuju stroke
sungguhan.
Kejadian
TIA harus sangat di waspadai sebagai permulaan bakal munculnya stroke
sungguhan. Bagian otak tertentu sudah dan sedang mengalami gangguan
ringan yang belum sampai merusak jaringan otak yang dipasok darahnya.
Bila
factor risiko yang membuat bagian otak tersebut mengalami gangguan
tidak dekekang, proses kerusakan otak akan berlanjut menjadi bertambah
buruk. Pada saat gangguan otak memburuk itulah serangan stroke muncul.
Sekali
stroke sudah terjadi, hanya sepersepuluh saja peluang untuk bisa
dipulihkan. Sebagian besar serangan stroke tidak bisa dipulihkan kembali
gejala sisanya, itu pun andai tidak sampai langsung merenggut nyawa.
Keadaan
stroke sehabis suatu serangan ringan atau TIA lebih cepat dari yang
dikira selama ini. Sekitar 10-15 persen kasus TIA akan menjadi stroke
sungguhan dalam tiga bulan kemudian (Dr.Donald Easton).
KALAU MUNCUL GEJALA YANG TAK BIASA
Selain
gejala permulaan stroke seperti yang dialami kedua bapak diatas., ada
sejumlaj gejala dan tanda lainnya yang juga harus diwaspadai. Gejala
yang dialami tuan Kus adalah bentuk epilepsy atau ayan, sebagai
manifestasi ada bagian otak yang mengurus kendali pergerakan. Sementara
yang dialami pak Sur adalah gangguan aliran darah pada bagian otak yang
mengurus ketangkasan atau fungsi luhur.
Banyak
manifestasi dari gangguan fungsi otak yang mungkin mengejawantah dalam
gangguan pergerakan tubuh, ketangkasan, keterampilan, gaya berjalan, dan
ketajaman penglihatan.. Mendadak penglihatan gelap sejenak juga jangan
diabaikan (amauross fugax), yang berarti terjadi gangguan aliran darah
retina bolamata ini juga bisa tergolong gejala awal stoke.
Tuan
Kus tidak punya warisan epilepsy. Bila betul ada turunan epilepsy,
tentu sudah sejak muda ayan itu muncul, bahkan sejak usia kanak-kanak
gejalanya muncul.
Munculnya gejala epilepsy setelah usia lanjut harus menjadi petunjuk berharga awal sebuah serangan stroke sungguhan nantinya.
Bukan
hanya epilepsy, kewaspadaan ditingkatkan pada mereka yang beresiko
stroke bila dulunya tidak pernah susah tidur, mendadak jadi susah tidur.
Yang tidak pernah migraine mendadak migraine, yang tadunya tidak
pernah limbung kalau berjalan, mendadak jadi limbung. Atau yang dulunya
tidak vertigo atau tujuh keliling lalu muncul keluhan itu. Termasuk
bila dulunya tidak pernah sering pusing atau nyeri kepala, mendadak jadi
sering begitu.
Pada
intinya , bila muncul apa pun gejala keluhan yang dianggap “tidak
biasa” pada mereka yang menyimpan risiko terserang stroke, haruslah
menjadi peringatan penting bakal munculnya stroke sungguhan.
Mengabaikannya akan berujung penyesalan. Invaliditas yang sebetulnya
tidak perlu terjadi yang disisakan stroke, akan dipikul akibat gejala,
tanda, dan keluhan permulaan stroke tidak dipindahkan.
Hampir
sebagian stroke sejatinya masih memungkinkan untuk dicegah. Memandang
penting gejala permulaan stroke salah satu kiatnya. Dengan begitu
sesungguhnya masih ada cukup waktu buat pasien untuk melakukan segala
sesuatu dalam upaya membatalkan serangan Strokenya.
Perlu
diingat kembali, serangan stroke itu proses puluhan tahun yang sudah
berlangsung sebelum serangan itu terjadi. Stroke terjadi sebagai ujung
dari pengabaian semua factor risiko terjadinya stroke selama puluhan
tahun, jauh-jauh hari sebelum stroke terjadi.
Sumber : Majalah Gaya Hidup Sehat no.518/19-25 juni 2009
0 komentar:
Posting Komentar