Ini Rezeki Nomplok?

Kamis, 17 Mei 2012

Selepas Isya, kuaktifkan ponselku yang tadi kucas. Tak lama beberapa SMS masuk beruntun. Yang paling menarik adalah salah satu SMS yang berasal dari MKios, yang mengatakan bahwa pulsaku telah diisi dengan pulsa sebesar seratus ribu rupiah! Jumlah yang tidak sedikit menurut ukuran kantongku.

Di antara rasa senang, tebersit rasa heran juga. Siapa gerangan yang sudah mengisikan pulsaku sebanyak itu. Segera inginku menghubungi seorang kakak yang biasa mengisikan pulsaku guna bertanya apakah beliau yang mengisikan pulsa,sekaligus akan mengucapkan terima kasih.
Namun sebelum itu kulaksanakan, sebuah pesan masuk lagi yang mengatakan bahwa pulsa yang masuk itu ternyata salah kirim, dan minta aku mengembalikannya.


Segera kukirim SMS balik, menanyakan bagaimana cara mengembalikannya. Meski ada godaan dalam hati untuk tidak mengembalikannya, atau hanya mengembalikan sebagiannya saja. Apalagi seorang temanku yang tahu kejadan itu, mengatakan itu adalah rezeki nomplok buatku.

Rezeki nomplok?
Perlahan kesadaranku muncul. Justru dari kata-kata 'rezeki nomplok' itu.
Masak iya, rezekiku berasal dari kemasygulan seseorang? Ini tentu salah, ngga benar!
Si pengisi pulsa mungkin adalah seorang pekerja yang 'makan gaji', yang harus membayar kesalahannya itu. Atau kalau pun ia adalah pemilik, tentu dia sudah mengalami kerugian. Tak mungkin rezekiku berasal dari hal yang seperti itu.

Tidak berapa lama, pihak MKios menghubungiku via telepon. Kukatakan padanya agar ia meng-SMS saja bagaimana cara mengembalikan pulsa tersebut. Setelah SMS-nya aku terima, segera aku kembalikan pulsa tersebut. Utuh!

Kembali ia mengirimi aku pesan, bunyinya, "Ibu, terima kasih banyak. Semoga Ibu mendapat lebih dari itu. Terima kasih Ibu. Selamat malam."
Aku tersenyum membaca SMS-nya. Kubalas dengan mengaminkan do'anya.

Aku bahagia setelahnya. Bahagia karena aku sudah terlepas dari perasaan yang menggoda untuk menikmati sesuatu yang bukan hakku. Aku bahagia karena telah melepaskan seseorang dari kesalahannya. Dan yang lebih membahagiakan adalah karena do'a yang dia sebutkan itu. Aku yakin, sangat yakin, bahwa do'a yang dia ucapkan itu adalah do'a yang tulus. Allah akan mengijabahnya!

Aku jadi teringat ini, "Barang siapa ingin do'anya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya, hendaklah dia membebaskan kesulitan orang lain. (HR. Ahmad)"


Buat sebagian orang, ini mungkin kejadian biasa yang tidak perlu diceritakan. Namun bukankah kita hendaknya belajar dari hal-hal kecil, terlebih dahulu?


3 komentar:

Reca EAr mengatakan...

Pengalaman yang menarik mba Wening
Hal kecil yang berpengaruh besar terhadap perkembangan jiwa
Semoga keikhlasan mba Wening akan menjadikan sebuah ibadah
amiiinnn

Salam keindahan

Terima kasih buat komentarnya, Kang Reca. Ya, dari hal-hal kecillah kita belajar untuk hal-hal yang besar. Bukan begitu, akangku? Hehehehe...

Salam santunku, kang. :-)

Unknown mengatakan...

cara mengembalikan pulsa yang salah kirim bagaimana yeach,soalnya tadi siang saya beli pulsa tapi salah kirim.
mohon bantuannya.
terimakasih.

Posting Komentar

 
 
 

Ruang Komentar

Bunga Kesayangan

Bunga Kesayangan

Popular Post

 
Copyright © Ruang-ruang Hati