ini tentang perempuan itu
bersanggul cemara, berkebaya sutra, berkain batik tulis
berselimut bulu angsa berbalur cinta
senyum sumringah mengundang matahari
setiap pagi
ini tentang perempuan itu
dijemput takdir, terjungkir
sanggul cemara, kebaya sutra, kain batik tulis
terbakar tak berbilang hari, mendebu ....
mataharinya menelusup kabut
harinya di ujung maut siap dicabut
ini tentang perempuan itu
dipinang gelimang
lelaki kuasa perkasa
matanya hitam dalam penuh dendam
"Beri aku sepetak tanah lebih,
di belakang, sepuluh anak mangap mulutnya
pengap hatinya minta dilunasi
tak ada waktu buat puasi birahi lelaki. "
ini tentang perempuan itu
bersanggul cemplon
mengayun pacul dalam tariannya
tangannya mengering jemarinya tak bercincin
hatinya membaja sepenuh gairah
berpetak tanah ia sulap menjadi mutiara
ini tentang perempuan itu
renta dimakan usia
dua belas jiwa bersama titisannya
memeluk sepenuh cinta
ini tentang perempuan itu
ini tentang i b u
Tj. Morawa, 23/November/2011
About Me
Pola hidup dan pola pikir kita sekarang, akan sangat menentukan keadaan kita di masa datang. Harta, keangkuhan, keegoisan dan kesombongan, bila tak pandai mengelolanya hanya akan semakin merendahkan diri kita sendiri , Mari kita memanfaatkan waktu seefisien mungkin untuk kebaikan, jangan sampai kita menyadarinya di batas kemampuan. Sebuah renungan dari seorang sahabat...Baca...
Ruang Renungan
Ruang Sehat
Buku Tamu
perempuan bersanggul cemara
Minggu, 20 Mei 2012
Diposting oleh Sokanindya Pratiwi Wening di 5/20/2012 01:37:00 AM
Label: Birahi, Catatan Sokanindya Pratiwi Wening, Cemara, Cemplon, Perempuan, Ruang Puisi, Sanggul
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar