senja kembali menyaga
aku tak tahu apakah di situ masih ada bias cinta yang kusampirkan
lebih dua puluh kali musim semi lalu
aku tak lagi peduli,
serupa malam yang tak peduli angin masih ingin memanja senja
sebentar ia 'kan merenggutnya
masuk ke dalam gelap ataupun purnamanya
di langit, masih tersisa gurat-gurat jingga
aku tak tahu apakah di situ tersimpan gurat lukaku
merahnya telah nyaris hitam
bukan melegam namun melebam
aku tak peduli,
serupa ketakpedulianku untuk merasa-rasai rasa
adakah beda embun atau rinai gerimis
ini gelap sebab kabut ataukah malam mulai memagut
lebih dua puluh kali musim semi lalu,
saat telah kupercaya untuk menyampirkan rasaku di dadamu
kupeduli ini katamu,
"Tuhan telah membuka hati namun belum membuka jalan.
Semoga jalan itu ada bersamamu."
sebab,
senyatanya ini adalah senjatamu membunuhku dalam hidup!
Tj. Morawa, 05/02/2012
0 komentar:
Posting Komentar