kutulis buat seorang perempuan yang begitu kucintai, Ng Bie Lien
Kiong Hi Fat Coi, Mama!
Lebih dua puluh kali musim semi lalu, aku mengetuk pintu
menemu senyum perempuan berwajah rembulan,
berhati basah
ada asuh dalam tiap tutur katanya
ada silir sejuk dalam tiap sentuh jemarinya
ada warna pada pendar matanya....
perempuan itu,
membuka lebar pintu tiap kujenguk
menyajikan tarian hidup sederhana penuh bijaksana
meruahkan cinta padaku yang beda
membuka dada setiap ingin kusesap air susunya
perempuan itu,...
menyeka kering air mataku yang tak sudah
berapa banyak tumpah sekian pula ia setia
perempuan itu,
tak pernah menutup pintunya
membiarkanku masuk membawa jelaga
ia kutip tiap tetes deritaku dengan setia
sekali dan selamanya perempuan itu menutup pintunya
aku terkunci oleh janji setia, saat ia berkata,
'jangan pergi, nak. sebab aku telah menitip hati padamu.
bersabarlah hingga mataharimu menguak mendung.'
aku diam....
merasa-rasai harum kasihnya sewangi dupa cendana!
Tj. Morawa, 22/ Januari/ 2012
0 komentar:
Posting Komentar