sang bening hati
kukenal bukan dalam mimpi
menuntunku mencari kesejatian hakiki
meski dengan menelanjangi diri
kubuka selembar demi selembar
nyaris tanpa debar
segala apa yang mendedar
kau baca
; amarahku di puncak ereksi
saat cinta hampir kehilangan arti
kau jatmika
menuntun sang jelata nan dahaga
melampah, melata mencari arti
sebuah makna
bahasamu adalah sabar
mencuraikan helai-helai kedunguanku yang berbungkus
pongah
aku yang sakit tak mampu berkelit
saat kau kuliti koreng luka
hingga darah kembali memerah
membasahi bibirku lewat seru puja-puja,
menepis kikis yang selama ini
hanya fasih bercura-cura
sekarang - kini
beri aku senyummu
yang cacak di hadapanmu
membuka topi
menyampaikan tabik
''engkau dikara
kupelihara dalam dada
senantiasa...!''
Lhok Seumawe, 17/01/2013
(aku menangis menuliskan ini.
mengenang persahabatan yang demikian telah menjadi indah)
0 komentar:
Posting Komentar