kata kata ; kata hati

Minggu, 07 April 2013

pagi ini, bias matahari dari pelepah daun kelapa menelusup lewat jendela, menyapaku di kamarku yang remaja. 

lagi dan lagi aku mengingatmu, mengenangmu tanpa pernah lelah dan jemu. 

setiap kali sapa halusmu menenangkan aku jika aku suntuk tak menentu. membelai lembut poniku. sambil senyummu menyampaikan do'a do'a untuk kebahagiaanku. 


adalah engkau yang tak menuntut apa-apa dariku, adalah cintamu yang tak pernah membunuhku. 


meski akhirnya aku sakit sampai hari ini, kusadari itu bukan maumu. aku tahu, kau juga sakit. ya, kita sama sakit. 

hingga takdir memisahkan kita, selalu engkau yang kucari dalam tiap-tiap kecemasan dan kejatuhanku, selalu engkau, sebab belaimu tak pernah berubah meski badai melumpuhkan jemari dan mengunci hasrat kita. 

pagi ini, aku rindu, seperti pagi pagi sebelumnya, untuk kau hadiahi aku setangkai anggrek aple blossom, seperti dulu, saat cintamu kau antar lewat jendela...! 


saat itu, apa yang tak menjadi milik kita? 
selalu kau katakan, 'dik, nikmatilah, ini mentari bening milik kita!', atau jika kau tepat menatap ke kedua bola mataku, kau pun berujar, 'duhai, telaga bening itu, akan kunikmati selamanya, bersamamu, tentu saja!', 
atau 'ini jum'at legi yang manis buat kita.' 

ah, ya, ini jum'at, tapi aku tak lagi 
hapal ini legi atau bukan. yang pasti, ini, di sini, aku mengenangmu dengan kemanisan yang sama di berpuluh tahun lalu...! 


bahkan rajuk dan amarahku pun kau terima sebagai keindahan, keindahan hati yang dipenuhi cinta. 

masih kuingat saat pernah kukatakan, ''baiklah, aku tak akan mengganggumu lagi!'', 
dengan manis kau balas, ''sayang, sesering engkau berpikir ingin menjauh, sesering itu pula aku akan sodorkan muka, untuk kau 
marah suka-suka.'' 

...lalu, apakah karenanya aku 
menganggapmu pecundang? tidak, kekasihku, aku malah luluh dan mencium jemarimu, meminta maaf dari hati sambil bersimpuh. 

sungguh, kelembutanmu mengajakku dewasa, santunmu mengajariku untuk mengikis kerak-kerak keegoisan. 
cintaku menghangat dan lebur dalam cintamu. penyatuannya demikian erat, sehingga kita adalah bagaikan keping puzzle yang saling melengkapi. 

meski akhirnya kau di sana dan aku tetap di sini, di kamarku yang remaja, keping puzzle itu tetap rapi. tak cuil sedikit pun tepinya yang bergerigi...! 


selalu kukatakan, cinta kita tak pernah jadi kenangan, apalagi sejarah, karena ia terus dan tetap hidup di dada kita. 

seperti engkau, aku juga, denyut nadiku adalah cintamu yang menyerta, di dedar dada begitu jantung mengurainya. 

segala kuterima darimu, mulai hukum kekekalan massa, sistem periodik pada ilmu kimia, hingga sejarah sparta dan athena. 

begitu pun halnya cinta, oh... bukan nafsu semata, sebab pelukmu tidak saja meneduhkan, namun juga meninggalkan titik- titik kerinduan yang menenteramkan, menyemangati untuk kuraih cita-cita di masa depan. 

banyak darimu telah kulupa, sebab hidup yang lain demikian kejam menyita. 

namun cintamu, tulusmu, bahkan airmatamu tetap ada, hidup di jiwa, mengalir bersama darah dan setiap kali menyegarkan pikiran untuk cinta kita yang tak pernah sudah...! 



Lhokseumawe, 06/04/2013

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 

Ruang Komentar

Bunga Kesayangan

Bunga Kesayangan

Popular Post

 
Copyright © Ruang-ruang Hati